Monday, August 22, 2011

Kontrasepsi Tak Ganggu Performa Seks

Hormon merupakan salah satu elemen penting dalam membangun gairah seksual. Menggunakan kontrasepsi hormonal jelas bisa mengurangi gairah. Tetapi jangan khawatir, minim gairah tidak berarti performa di tempat tidur ikut tidak maksimal.
Kontrasepsi sudah bertahun-tahun menjadi sahabat perempuan untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Terutama sejak pemerintah Orde Baru gencar membatasi jumlah penduduk pada era 70-an. Salah satu yang paling populer adalah kontrasepsi hormonal, yakni metode suntik dan pil. Selain memang efektif, kontrasepsi jenis itu menjadi favorit karena mudah dan praktis. Namun, karena kerjanya memanipulasi hormon dalam tubuh, tentu ada efek-efek tertentu. Misalnya, mood menjadi tidak stabil. Yang jadi pertanyaan, apakah manipulasi hormon juga bisa memengaruhi gairah seksual?
Dr dr Hudi Wmarso MKes SpAnd menuturkan, jika bicara kontrasepsi hormon, tentu yang dimaksud adalah pil dan suntik. Pada dua jenis kontrasepsi itu, kandungannya berbeda. Pil KB memiliki konten estrogen dan progresteron dalam rasio dosis yang berbeda-beda. Bisa estrogennya lebih banyak, progresteron yang mendominasi, atau bahkan fifiy-fifty.
Sementara itu, kontrasepsi yang diinjeksikan hanya berisi progresteron atau nama lengkapnya medroxy progesteron acetat. "Hormon ini dikenal sebagai anti testosteron alias hormon gairah seks. Perempuan juga memiliki testosteron, meski sangat sedikit. Jadi, kalau dibilang progresteron menurunkan gairah seks, ya tidak salah. Secara teoretis memang begitu," papar Hudi. Namun, lanjut Hudi, jangan lantas menganggap gairah akan seratus persen padam hanya dengan suntikan sebulan atau tiga bulan sekali ini. Seks tidak hanya dipengaruhi oleh faktor biologis seperti hormon. Tetapi, juga psikologis, sosiologis, dan spiritual. Manusia juga memiliki organ seks yang lebih menentukan dorongan seksual, yakni otak. "Asal kita punya persepsi yang bagus soal seks, gairah akan muncul," yakin Hudi.
Spesialis androlog RSUD Dr Sutomo itu memberikan contoh. Dulu injeksi hormonal pernah diterapkan sebagai hukuman bagi pemerkosa. Tujuannya, testosteronnya berkurang sehingga dorongan untuk berhubungan seks juga menurun. Kadar testosteron memang menurun, tetapi itu tidak mengurangi angka pemerkosaan di wilayah tersebut.
Artinya, hasrat si pemerkosa sama sekali tidak hilang hanya karena testosteronnya direduksi. "Soalnya dalam pemerkosaan kan ada latar belakangnya sendiri. Ada yang melakukannya karena dendam, mencari perhatian, bahkan sekadar ingin melecehkan. Jadi, tidak melulu karena ingin berhubungan." jelas Hudi. Dengan demikian, meski memakai KB suntik, tidak perlu takut performa seksual menumn. Pikiran dan persepsi tetap memegang kendali. Mungkin saja gairah turun, tetapi tidak berarti sama sekali tidak bisa dinyalakan. "Kalau pasangannya baik, penyayang, mengajak dengan baik-baik, lalu memberikan rangsangan seksual yang sempuma, drive untuk berhubungan pasti muncul," katanya.
Plus, imbuh Hudi, jangan pernah berpikir bahwa performa akan turun. Kalau sejak awal berpikir bahwa KB mengurangi gairah, belum apa-apa pasti sudah menolak. "Baru disentuh pasangannya, langsung menjauh. Ya, pasti tidak bisa bergairah. Seperti sugesti lah cara kerjanya," ujarnya. Lantas, apakah dengan begitu kontrasepsi pil dengan kadar estrogen lebih tinggi menjanjikan peningkatan gairah? Tidak juga. Memang, ada referensi yang menyebut bahwa estrogen berpengaruh positif terhadap gairah. Namun, apakah estrogen langsung merangsang pusat gairah di otak, jawabnya adalah tidak. Faktanya, estrogen merangsang timbulnya lendir di mulut rahirn, yang sering dianggap feromon. la juga merangsang kehalusan kulit, termasuk kulit di daerah kelamin, sehingga rnempertebal kepercayaan diri perempuan. Tetapi, kinerja hormon sebatas itu. Masalah mau memulai atau tidak kembali lagi persepsi dan pikiran yang lebih berperan.
"Kalau mood sedang buruk, stres karena pekerjaan plus tidak ada rangsang dari pasangan, bagaimana gairah muncul. Memakai pil seratus butir juga tidak ngefek," jelas Hudi. "So, mulai sekarang tidak perlu takut lagi pakai kontrasepsi," tambahnya.

No comments:

Post a Comment